dipetik: lutblokanyar
|...| Karena kita tidak pernah merawat dan menjaga pulau-pulau itu, akhirnya Malaysia dinyatakan menjadi pemenang. Padahal Malaysia menjaganya dalam waktu terakhir-terakhir saja.Kasus kepulauan Ambalat juga bisa sama nasibnya dengan Sipadan dan Ligitan. Mercusuar yang ada di sana lebih dulu didirikan oleh Malaysia. Setelah itu barulah Indonesia mengklaim dan mendirikan menara. Sampai sekarang Malaysia tidak mau mundur setapakpun, meski Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah bertemu dengan Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi.Serbuan bentuk lain, ini terjadi di kalangan hobies ternak ikan dan ayam. Kita bisa lihat bagaimana booming-nya ikan lou han dulu. Ikan itu berasal dari Malaysia. Bayangkan waktu serbuan itu terjadi sekitar tahun 2002-03, seekor ikan ada yang berharga sampai 5 juta seekor. Sekarang yang masih digandrungi dan harganya tetap tinggi adalah ayam “kate” serama yang berasal dari tetangga kita itu juga.
***Kita memang harus mengakui kini, Malaysia lebih baik dari negeri kita, khususnya tentu dalam pembangunan kesejahteraan rakyat, baik itu di bidang sosial, ekonomi, dan pendidikan. Kekalahan negeri kita dari mereka sudah kelewat jauh. Tahun 1970-80 an, guru-guru kita banyak mengajar di sana. Sekarang sebaliknya, anak-anak muda kita banyak yang belajar ke sana. Belum lagi serbuan tenaga kerja kita ke sana untuk mengais rejeki, sudah berkisar 300.000 orang.Kita ambil positifnya saja.
Silakan Nadine menjadi duta promosi SIC, namun di balik itu ia harus melihat ada pula pasar Indonesia di sana. Dia tetap dibekali untuk berpromosi Indonesia di sirkuit yang juga akan didatangi oleh pembalap, teknisi, maupun penonton dari luar Indonesia dan Malaysia. Berbondong-bondongnya pecinta F1 Tanah Air ke Malaysia, seperti juga para tenaga kerja kita, memberikan pemasukan devisa kepada negeri kita yang tidak sedikit.
Di sepakbola, kita juga memiliki duta yang beraksi di Malaysia, yaitu Bambang Pamungkas, Elie Aiboi, Ilham Jayakesuma, dan Ponaryo Astaman. Dari mereka terdengar cerita-cerita manis soal Liga Malaysia, tidak seperti Liga Indonesia yang selalu dibumbui kerusuhan.Secara tidak langsung Bambang dkk. telah melakukan promosi negara. Kita harus dukung, apalagi mereka bisa menghibur tenaga kerja kita yang selalu memenuhi stadion saat mereka bertanding.
Begitu pula dengan Rexy Mainaki yang kini menjadi pelatih tim bulutangkis Malaysia. Ia sudah menciptakan pebulutangkis-pebulutangkis tangguh, khususnya di sektor ganda yang telah banyak menumbangkan ganda-ganda kita dalam berbagai pertemuan. Dia juga menjadi duta bangsa dan memberikan pemasukan devisa bagi negara.Yang terpenting adalah pada diri kita yang ditinggal di sini. Mengejar terus ketertinggalan dan belajar dari setiap kekalahan. Untuk seterusnya maju dan menyalip Malaysia. Kita harus bekerja keras.Kalau tidak, kita akan “terbeli” terus.
Bukan hanya tenaga kerja, pesepakbola, pelatih bulutangkis, pom bensin, Putri Indonesia, bisa-bisa negeri kita terbeli oleh encik-encik dari Malaysia.
Jan 18, 2008
PUTRI INDONESIA DI SEPANG Rabu
Labels: Dari Seberang
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment