Protes Inflasi di Kuala Lumpur
Kompas, Minggu, 27 januari 2008 | 02:48 WIB
Kuala Lumpur, Sabtu - Polisi Malaysia hari Sabtu (26/1) menahan puluhan demonstran, termasuk seorang wartawan, menyusul aksi protes inflasi alias kenaikan harga-harga, terutama harga pangan dan bahan bakar minyak, yang luar biasa. Aksi ini didalangi Koalisi Anti-inflasi dan didukung sejumlah partai oposisi, seperti Partai Sosialis Malaysia dan Partai Islam Se-Malaysia.
Polisi Malaysia yang sudah berjaga-jaga dengan barikade ketat di seputar Menara Petronas di pusat kota Kuala Lumpur segera bertindak begitu sekitar 100 demonstran melancarkan aksi mereka. Penyelenggara aksi sebelumnya memperkirakan sekitar 5.000 orang akan ambil bagian dalam aksi protes ini.
Polisi langsung membubarkan aksi, serta menggiring sekitar 54 demonstran ke truk polisi dan membawa mereka ke markas polisi. ”Saya juga ditahan. Ada sekitar 54 orang ditahan menunggu proses kepolisian,” ujar Hatta Ramli, Bendahara Partai Islam Se-Malaysia.
”Kami tidak membuat masalah. Kami hanya mau mengatakan bahwa harga-harga terus melonjak dan kaum miskin semakin sengsara,” ujar Mohamad Nasir, Ketua Partai Sosialis Malaysia, sebelum ditahan dan dibawa polisi. ”Para pemimpin paranoid, tidak demokratis,” ucapnya.
Beberapa dari mereka yang ditahan polisi sempat berteriak ”reformasi” sebelum dibawa pergi dari Menara Petronas. Seorang wartawan situs web Malaysiakini juga ikut ditahan polisi. Malaysiakini termasuk dalam sejumlah kecil media independen di Malaysia. Redaksi Malaysiakini pernah diserbu pemerintah tahun 2003.
”Saya sungguh terganggu degan kejadian ini. Memperlihatkan polisi tidak menghargai hak wartawan saat menjalankan tugasnya,” ujar Steven Gan, Pemimpin Redaksi Malaysiakini. Polisi menolak memberikan keterangan mengapa wartawan Malaysiakini ditahan. Pemerintah Malaysia juga menolak memberikan kartu kepada wartawan Malaysiakini, suatu yang dibutuhkan wartawan untuk meliput acara resmi.
Popularitas turun
Aksi protes yang bertujuan mengingatkan pemerintah soal penderitaan rakyat berkaitan dengan naiknya harga-harga pangan dan bahan bakar minyak ini, berkenaan dengan segera dilaksanakan pemilu di negeri jiran ini bulan Maret nanti. Kebijakan kenaikan harga ini telah menurunkan popularitas pemerintahan PM Abdullah Ahmad Badawi.
Hasil jajak pendapat perusahaan riset Merdeka Center menunjukkan peringkat popularitas Badawi pada bulan Desember hanya 61 persen, merosot 10 persen dari posisi November. Ini peringkat terendah Badawi sejak dia memerintah tahun 2004.
Aksi protes inflasi ini merupakan aksi protes yang kelima dalam tiga bulan ini di Kuala Lumpur. Selain menolak kenaikan harga-harga, aksi protes juga berkaitan dengan praktik rasial yang diterapkan Malaysia.(AFP/Reuters/ppg)
BILA WALAUN OTAK TERBALIK
1 hour ago
0 comments:
Post a Comment